Yang kulakukan saat ini hanya bisa tersenyum dan menangis meratapi perjalanan hidup . . .
Jika ku melihat keatas, yang kuliahat hanya langit biru terbentang luas, jika kulihat kebawah kudapati bumi tempat ku berpijak, tapi sebenarnya kepada siapa aku bisa mendapatkan jawaban dari semua pertanyaan-pertanyaan dalam hidup ku....
Saat ini umurku 14 tahun, dan aku tinggal dengan pak de dan bu de ku beserta 1 anak laki-lakinya yang telah bekerja. Kami tinggal di Jakarta. Yang aku tau, mereka membiayai semua kebutuhan ku. Dari mulai kebutuhan sehari-hari hingga kebutuhan sekolah ku. Aku pun tak tau persis sejak kapan aku tinggal bersama mereka disini. Dan yang menyedihkan bagi ku, aku tak tau dimana Ayah kandung ku. . . .
Aku tak bisa lagi untuk memendam semua perasaan ini selama 14 tahun. Selama bertahun-tahun ini, aku sangat ingin sekali bertemu dengan Ayah kandung ku yang telah meningglkan aku dan Ibu ku. Rasanya sangat sakit sekali, ketika aku tau Ayah ku seorang pengkhianat, mungkin aku adalah sebagian dari anak-anak yang kurang beruntung....
Ketika umurku 8 bulan, Ayahku meninggalkan aku dan Ibu ku, dan berdasarkan cerita yang aku dengar, anehnya Ibu ku sama sekali tidak mencegah Ayah ku untuk pergi, entah apa lasannya. Ketika aku sudah mulai bisa membaca dan menulis aku mulai menulis surat kepada Ayah, aku mendapatkan alamat ini dari orang-orang dikampung ketika sesekali aku pulang kekampung. Namun, sudah 3 kali aku menulis surat untuknya tetapi tidak ada jawaban. Apakan salah alamat???
Dan semenjak itulah aku sudah menambatkan hati ku untuk tidak menerima Ayahku kembali, itu juga jika dia masih hidup.... Tetapi aku yakin, ayah ku masih hidup, dan jika bertemu aku hanya ingin meluapkan kekesalan dan dendam ku karena dia telah menyakiti Ibu. Ya Allah maafkan aku jika aku sangat membenci Ayahku . . .
Aku adalah korban dari keretakan sebuah rumah tangga, tidak mempunyai adik-kakak, dan Ibu ku telah lebih dulu dipanggil yang kuasa. Tapi kadang aku sedikit bersyukur jika Ibu lebih dulu kembali kepangkuannya, karena beliau tidak harus menanggung beban berat seperti ini. Lebih baik aku sendiri yang menanggungnya, hidup tanpa kasih sayang orang tua. Sejak kecil aku memang dibesarkan tanpa kasih sayang orang tua, tetapi aku ikhlas, mungkin ini memang jalan hidup ku.
YA TUHAN. . . . mengapa Engkau melimpahkan cobaan berat ini padaku? Semoga pada hari esok aku lebih beruntung dan dapat membuktikan pada Ibu kalau aku bisa hidup mandiri . . .
By: Nur Fitri Elia
* inspirasi: dari seseorang yang mengajarkan ku untuk tegar
Sabtu, 17 Oktober 2009
BEBAN SEORANG ANAK
Diposting oleh elia love_mom di 02.50
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

0 komentar:
Posting Komentar